Belajar investasi saham dari Steven Ballmer : Buatlah sederhana, menolak terlalu banyak melakukan diversifikasi bisnis dan yakinlah dapat mengalahkan investor handal tanpa perlu banyak mikir ( 2025 )
Foto : Steven Ballmer [ Karena terlalu banyak mikir, akhirnya beliau botak mengkilat. Kini beliau memutuskan untuk tidak banyak mikir ] |
Orang orang kaya raya di seluruh penjuru dunia, cenderung punya banyak investasi saham, cryptocurrency, obligasi, real estate properti, deposito, reksadana dan aneka macam bisnis yang berjalan untuk menghasilkan pundi pundi uang bagi dirinya dan keluarga.
Petuah mengatakan : Lakukanlah diversifikasi. Jangan taruh semua dalam 1 keranjang.
Tetapi orang yang bernama Steve Ballmer asal Amerika Serikat ini malah memutuskan dirinya untuk menolak terlalu banyak melakukan diversifikasi.
Steven Ballmer ( umur 68 tahun ). Dulunya adalah karyawan dan CEO di perusahaan Microsoft.
Dari hasil gaji bekerja setiap bulannya, beliau sisihkan uang untuk berinvestasi saham.
Pada tahun 1989, beliau suka menonton dan mendengarkan petuah dari reporter CNBC tentang investasi saham. Setiap ada saran dari CNBC, Steven Ballmer ikut ikutan FOMO beli saham ini dan beli saham itu, topup saham ini, topup saham itu, jual saham ini, jual saham itu.
Ketika itu, Steven punya banyak sekali koleksi emiten saham sesuai metode yang disarankan oleh CNBC yaitu diversifikasi.
Namun ternyata hasilnya tidak seperti yang beliau harapkan.
Menerapkan diversifikasi saham, justru membuat portofolio beliau menjadi sering minus.
Ketika performa saham Microsoft terus naik. Namun saham lainnya anjlok, menyebabkan nilai uang terkuras terus menerus. Sehingga kenaikan Microsoft menjadi nampak sia sia. Karena harus ditukar dengan saham lainnya yang anjlok parah.
Kini beliau menolak terlalu banyak melakukan diversifikasi. Membuang aneka macam investasi yang menggerogoti uang tersebut. Dan memfokuskan diri kepada saham Microsoft tempat beliau bekerja.
Ballmer mulai bekerja di Microsoft pada tahun 1980.
Melalui kerja kerasnya sebagai CEO. Beliau berhasil menjadikan Microsoft sebagai perusahaan raksasa. Tetapi di era tahun 2010. Kemampuan, kepiawaian & kecerdasan otaknya berkurang sehingga menyebabkan kinerja Microsoft jadi melambat dan stagnan karena tidak ada lagi gebrakan wow.
Akhirnya otak tua beliau harus pensiun.
Steven diganti oleh CEO baru yang lebih muda bernama Satya Mandela dengan otak yang lebih fresh untuk memimpin menjadi nakhoda Microsoft.
Pada tahun 2025. Semasa pensiun, kekayaan Steven Ballmer tidak berkurang. Malah tambah semakin kaya raya, padahal beliau adalah karyawan Microsoft.
List Forbes menempatkan Steven Ballmer sebagai orang terkaya peringkat #9.
Hampir sebanding dengan Warren Buffet yang menduduki posisi #8.
Faktor pemilihan 1 keranjang "wonderful company' menjadikan Steven kaya raya.
Steven mengklaim dirinya berutang budi kepada Microsoft. Berdasarkan pengalaman yang beliau dapat di masa lalu, ia memutuskan hanya fokus kepada 1 emiten Microsoft. Dimana hampir 80% saham miliknya berada menancap tajam di Microsoft tempat beliau bekerja. Sisanya 20% adalah indeks S&P500 dan beberapa jenis investasi lain yang tidak diungkapkan. Jumlah diversifikasinya sedikit saja. Portofolio miliknya dapat dihitung dengan 1 tangan.
Steven Ballmer mengatakan :
Saya menyukainya menjadi sederhana saja. Sahutnya.
Beliau mengklaim bahwa dengan cara ini, maka di masa pensiun. Dirinya tidak perlu banyak waktu tercurahkan untuk menganalisis saham atau investasi apapun, mengurangi kegelisahan, tidak perlu harus mengikuti berita terkini, tidak perlu memeriksa grafik naik turun saham setiap hari, tidak perlu sibuk bisnis ini itu dan tidak perlu terlalu banyak melakukan pemikiran. Seperti meneliti ekonomi makro yang ribet, dll.
Sehingga waktu banyak tercurahkan kepada keluarga dan melaksanakan hobi olahraga kegemarannya.
Steven juga mengungkapkan bahwa investor di bagi menjadi 3.
Yaitu investor tanpa trik, investor dengan 1 trik dan investor dengan banyak trik. Contoh : Warrent buffet memiliki sebanyak 41 saham.
Tanpa trik adalah mereka yang tidak pernah dapat mencapai kesuksesan finansial. Artinya orang orang yang serba asal asalan.
Sedangkan dengan 1 trik adalah mencapai skala dengan fokus memperkuat 1 ide tanpa perlu terlalu banyak diversifikasi.
Sedangkan banyak trik, jika dalam konteks investasi yaitu punya banyak strategi, cara dan taktik berbeda beda dan memiliki banyak diversifikasi. Steven mengakui beliau bukan tipe banyak trik.
Diluaran sana, ada banyak investor yang sukses dengan banyak trik. Namun untuk menjadi seperti mereka itu sangatlah sulit, harus jenius dan konsisten mau meluangkan waktu berjam jam untuk itu.
Namun janganlah berkecil hati, karena 1 trik pun dengan jiwa loyalitas yang tinggi, sesungguhnya dapat mengimbangi mereka yang punya banyak keahlian trik. Dengan catatan, jenis 1 saham yang dipilih harus yakin tepat, bagus dan tidak berubah rubah ( berganti ganti ).
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.