Elon musk : Pesawat tempur masa depan adalah drone [ Jadi semua pesawat pembom dan pesawat tempur berawak seperti F-15, F-16, F-18, F-22, F-35 dan B2 Spirit sudah tidak lagi berguna dan tidak relevan ( usang ) ] ( 2025 )
![]() |
Foto : Pengusaha dan pejabat Amerika Serikat di departemen efesiensi DOGE, Elon Musk ( umur 53 tahun ) |
Beberapa waktu yang lalu. Saya menemukan informasi berita dan komentar dari pejabat Elon musk AS.
Elon mengatakan pada akhir tahun 2024 di platform X.com ( dulu namanya adalah Twitter )
Di unggahan media sosial X. Pada intinya beliau mengklaim dan menyebut bahwa perusahaan industri militer yang terus menciptakan, mendesain, merancang dan membangun pesawat tempur berawak sebagai kumpulan orang orang bodoh.
Pesawat jet yang dipiloti oleh manusia hanya membuat pilotnya terbunuh oleh drone. Pesawat berawak sudah ketinggalan zaman 'usang' dan 'tidak efesien'.
Sontak ada banyak pro dan kontra. Beberapa pihak ada yang setuju dengan pendapat Elon musk, tetapi ada banyak juga pihak yang tidak setuju.
Salah satu orang yang mendukung Elon musk adalah bapak Eric schmit ( mantan CEO Alphabet.inc ).
Eric mengatakan bahwa perang di masa depan akan dilakukan sepenuhnya oleh drone berkemampuan AI dan menyebut pesawat tempur berawak yang dipiloti adalah 'tank tidak berguna'.
Elon musk benar, pesawat tempur masa depan adalah drone
Jika anda bertanya kepada saya. Apakah saya mendukung Elon musk atau tidak.
Dulu saya tidak sependapat dengan opini Elon musk.
Saya yakin bahwa pesawat tempur berawak masih dibutuhkan karena adanya permasalahan jaringan latensi waktu, jamming electronic dan cyber warfare.
Namun waktu itu, saya tidak sepenuhnya juga menolak pendapat Elon musk. Ini sekali lagi dikarenakan adanya masalah latensi sistem komunikasi komputer yang sulit diatasi untuk instalansi IT pada pesawat drone tanpa awak.
Dalam pikiran aku.
Pesawat berawak yang dipiloti oleh manusia tetap dibutuhkan hingga 2050. Setelah itu, barulah pesawat tempur masa depan sepenuhnya 100% drone.
Penyebab mengapa sulit di tahun 2025 - 2050 agar pesawat drone dapat berekspansi secara mulus. Yaitu karena infrastruktur super komputer dan quantum komputer belum mendukung kelancaran sistem yang mampu mengurangi kinerja keterlambatan di konteks 'ping' dan 'buffering' dari pusat tiang pemancar GCS ( ground control system ) ke drone atau di jaringan mesh. Termasuk keamanan enkripsi cloud computing, tautan data link, security internet dan kestabilan internet.
Jika masalah ini sudah terpecahkan. Maka menurut saya barulah era pesawat tempur masa depan adalah 100% drone. Jadi pesawat tempur berawak tidak lagi dibutuhkan.
Tetapi karena kecepatan perkembangan kecerdasan buatan AI, Mobilicom dan 5G pada saat ini. Menjadikan satu per satu masalah diatas sudah dapat diatasi pada tahun 2025 ini. Sehingga apa yang dikatakan Elon musk adalah benar, Afrid Fransisco salah. Karena teknologi AI berkembang dengan cepat.
Namun, bukan berarti pesawat sipil komersial pembawa penumpang seperti Airbus, Comac dan Boeing dapat digantikan dengan drone. Saya masih yakin, bahwa helikopter penumpang transportasi & helikopter militer dan pesawat sipil tetap menggunakan pilot manusia.
Ini menyangkut masalah emosi dan psikologi sih, karena jika pesawat penumpang sepenuhnya adalah drone AI, maka orang orang di dalamnya bakalan protes saat terjadi turbulensi. Berbeda bila ada kehadiran pilot manusia dan pramugari manusia.
Para pilot yang cakep dan sentuhan pramugari pasti dapat menenangkan penumpangnya yang sedang panik saat menghadapi turbulensi karena adanya ikatan bathin dan mengingatkan agar penumpang terhormat tetap pasang sabuk pengaman masing masing.
Dampak dari fenomena pesawat tempur drone.
Jika pendapat Elon musk benar menjadi kenyataan, maka ini dapat menghasilkan guncangan serius pada industri yang membangun pesawat tempur berawak seperti F-15, F-16, F-18, F-22, F-35, pesawat latih trainer untuk pilot jet tempur tidak dibutuhkan lagi dan bahkan hingga pesawat pembom B2 Spirit tidak lagi berguna.
Pada akhirnya, produksi pesawat tempur berawak dihentikan dan berpotensi tutup permanen. Memicu kekecewaan akut pada jutaan investor saham pada industri militer yang memproduksi jet tempur berawak. Sehingga berpotensi menyebabkan aksi jual saham.
Walaupun pesawat drone memiliki beberapa segi kelemahan. Namun tidak dipungkiri jika kelak drone siap untuk merajalela menguasai langit di medan pertempuran masa depan.
Asalkan dan pastikan drone AI tidak melakukan pemberontakan kepada majikannya.