Skip to main content

Gaza telah berakhir dan kosong tanpa penduduk, orang orang keluar seluruhnya tanpa tersisa seorangpun pindah tinggal permanen ke negara lain [ Inilah akhir kekuasaan partai Hamas di Gaza ] ( 2025 )

Foto : Penduduk Gaza dalam penderitaan bencana peperangan akibat ulah terorist Hamas yang tidak bertanggung jawab

Mayoritas infrastruktur di Gaza telah runtuh dan hancur akibat peperangan berkecamuk antara Israel VS Hamas. 

Itu hanya meninggalkan jejak kepedihan dan kesedihan. Sehingga masa depan penduduk Palestina di Gaza dipenuhi dengan ketidakpastian akibat terlantung lantang.  

Ingin memulai kembali perjuangan untuk meraih kehidupan. Namun situasi kota sudah tidak terlalu mendukung, bom aktif milik tentara IDF yang diluncurkan melalui pesawat tempur, terbukti banyak juga yang gagal meledak dan hingga kini tersembunyi di balik reruntuhan gedung. Seolah olah kapan saja bom itu dapat saja meledak tiba tiba sehingga membahayakan penduduk setempat yang ingin memulai hidup. 

Selain itu, terorist Hamas menebar ribuan ranjau darat yang masih aktif di setiap sudut jalanan.  

Apabila penduduk Gaza memutuskan untuk kembali. Masalahnya tidak ada seorangpun yang tahu dimana lokasi persebaran ranjau di tebar.  Keinjak dikit, nyawa meninggoy. 

Bencana perang ini dimulai akibat adanya serangan mendadak Hamas dan aksi solidaritas ribuan warga sipil Gaza yang ikut berpartisipasi menerobos masuk pagar perbatasan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Beberapa hari kemudian, pemerintah Israel menyatakan pembalasan dendam. 

Gaza telah berakhir dan kosong tanpa penduduk

Gencatan senjata telah dicapai pada awal Januari 2025, beberapa hari sebelum Donald Trump dilantik.

Namun hampir dipastikan jika berkaca pada sejarah Hamas sejak 2006. Hubungan antara Israel VS Hamas tidak pernah akur, selalu bentrok dengan konflik berdarah, tegang dan penuh peperangan. Kedua tetangga ini selalu tidak dapat meraih perdamaian maksimal. 

Konflik Hamas VS Israel telah berlangsung selama puluhan tahun mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan parah. Upaya keras dari aksi internasional untuk memperdamaikan kedua belah pihak selalu gagal. 

Meskipun ada gencatan senjata, sesungguhnya itu hanya memberikan waktu bagi Hamas untuk bangkit kembali menyusun kekuatan dan seperti yang sudah bisa ditebak berdasarkan catatan sejarah masa lalu.

Maka ketika terorist Hamas pulih lagi, 5 atau 6 tahun lagi maka perang baru bakal tercipta lagi. Sehingga menjadikan siklus seperti rantai lingkaran setan. 

Jadi satu satunya cara mujarab untuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu mengosongkan Gaza secara total tanpa penduduk dengan mengungsikan seluruh warganya ke negara lain.

Tenang saja, pihak Israel tidak akan pernah mau menduduki atau mencaplok Gaza.

Gaza kosong untuk selamanya tanpa ada pembangunan ulang. 

Berikut beberapa negara yang vokal mendukung Palestina sehingga layak menjadi tempat transit untuk sekitar 1,5 juta penduduk warga Gaza agar kemudian mereka dapat menetap disana dengan damai, aman dan tentram. Yaitu seperti Indonesia, Mesir, Yordania, Uni Eropa, China, Rusia, Norwegia, Iran, Yaman, Malaysia, Brazil, Africa selatan, Turkiye, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dll. 

Di negara lain, partai Hamas bakal mengalami kesulitan untuk mendirikan ideologi di tempat negara baru. Karena partai politik dari negara lain memiliki akar yang lebih kuat. Pada akhirnya, ini menjamin penduduk Palestina Gaza dapat menjalani kehidupan baru dengan beradaptasi kepada partai di pemerintahan masing masing negara yang layak dan terjamin. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.