Israel perlu reformasi angkatan udara militer secara besar besaran untuk efesiensi anggaran APBN dengan menjual atau mempensiunkan alustista pesawat tempur tidak berguna di medan perang modern [ Israel perlu tambahan 100 unit F-35 ] ( 2025 )
Untuk dapat unggul dalam pertempuran modern, diperlukan penyesuaian terhadap zaman dan perkembangan teknologi agar tetap relevan dan memastikan seleksi alustista secara ketat untuk menyeleksi berbagai macam senjata tepat guna.
Namun tidak semua senjata atau produk alustista dapat beradaptasi terhadap perubahan dari waktu ke waktu. Disatu sisi unggul pada zamannya, tetapi disisi lain di tahun berikutnya sudah berubah dan menjadi tidak berguna.
Mempertahankan alustista lawas yang tidak bermanfaat dapat menyebabkan kebocoran, biaya maintenance yang mahal dan inefesiensi.
Alih alih diharapkan agar dapat bertempur melawan musuh, malah secara ekonomi menyebabkan boncos menyedot uang pajak rakyat dari sumber pendanaan APBN.
Selain itu, angkatan IAF ( Israel Air Force ) perlu mengubah visi dan haluan misi dari pertempuran penyerangan menjadi pertahanan murni dalam mempertahankan dominasi di udara.
Berkaca pada peristiwa serangan IAF ke Iran dan Yaman pada tahun 2024 yang lalu dalam melumpuhkan terorist yang berada jauh diluar zona keamanan wilayah Israel. Yaitu dengan melibatkan banyak kombinasi pesawat tempur F-15, F-16, F-35 dan pesawat tangker pengisian ulang bahan bakar.
Nampaknya perjalanan sejauh 2.000 km itu sekilas seolah olah seperti misi berhasil dan sukses.
Tetapi apabila ditelisik secara mendalam melalui data, sesungguhnya gagal secara ekonomi karena menyedot anggaran hingga lebih dari $ 35.000.000 juta dolar untuk memboyong atau membawa pesawat tempur terbang jauh menerobos ke medan wilayah musuh untuk meledakkan fasilitas dan menghancurkan infrastruktur musuh dalam sekali penyergapan atau pemboman.
Terlihat keren, tetapi sebenarnya tidak.
Karena zaman sekali lagi telah mulai berubah. Jadi operasi itu adalah gagal.
Sesungguhnya, pelajaran berharga apa yang dapat dipetik...?
Pertanyaan dan ide berikutnya adalah apakah penting untuk melakukan serangan jauh.
Menurut saya : TIDAK. Oleh sebab itu, mengapa IAF perlu memikirkan ulang visi & misi dalam status angkatan udara di masa depan dengan teknik penerapan efesiensi alustista.
Serangan jarak jauh IAF ke jantung Iran dan Yaman ( Houthi ) tidak menimbulkan dampak kerusakan signifikan. Mirip seperti digigit semut saja bagi mereka.
Saran saya adalah fokus bertahan dengan mengandalkan senjata utama seperti F-35 Lightining.
F-35 kompatible terhadap komunikasi digital. Dibandingkan F-16 dan F-15.
Pemerintah Israel juga perlu menjual, menutup dan mempensiunkan alustisa yang tidak berguna seperti pesawat tanker tidak dibutuhkan, pesawat pengintai mata mata berukuran besar juga tidak dibutuhan. Termasuk helikopter serang Apache, F-16, F-15, pesawat G550 radar early warning yang mahal sudah tidak berguna, pesawat IAI Eitan yang bertubuh bongsor dipecat saja dan pesawat patroli maritim agar dapat diganti dengan drone starliner yang lebih hemat biaya.
Sekarang, gunakan lebih banyak drone, satelit pengintai yang harus difokuskan memidai area bumi hanya pada jarak 300 km dan tingkatkan jumlah pembeliaan F-35 hingga mencapai 100 unit.
Sebagai gantinya, senjata F-35 fokus untuk mempertahankan dominasi udara dari perbatasan Israel sepanjang 300 km. Memastikan tidak ada musuh yang bercokol pada jarak tersebut dan tidak ada penempatan rudal balistik nuklir. Sisanya diluar jangkauan diatas 300 km atau sampai lebih dari 5.000 km dibiarkan musuh eksis dan menari nari.
Tidak ada gunanya menyerang mereka pada jarak ribuan km. Karena hanya menghabiskan uang.
Tetapi apabila musuh mendekat di sekitar jarak 300 km dari perbatasan Israel.
Maka F-35 perlu untuk memperlakukan penyerangan dan pemboman secara presisi. Ini adalah cara strategi paling efesien dalam pertempuran modern dan memastikan patroli drone rutin hingga hanya cukup terbang sejauh 300 km aja, tidak boleh lebih.
Biarkan musuh yang berada di jarak jauh mendekat. Sehingga mereka akan kehabisan anggaran APBN dalam menyuplai perjalanan mobilisasi tentara terorist dan membawa logistik pendukungnya sejauh ribuan kilometer dan menghabiskan sumber daya tanpa mereka sadari. Sehingga ekonomi makro APBN mereka menjadi jebol.
IAF tidak perlu terpancing untuk mendekati ke jantung musuh.
Permainan pertempuran terus berkembang. Dalam lanskap ini dimana satu satunya hal yang konstan adalah perubahan. IAF harus fleksibel, efektif, efesien, hemat, cerdas dan terus beradapatasi dengan memiliki hanya pada jenis senjata terbaik. Tidak perlu memiliki senjata tipe besar, cukup pilih model persenjataan dengan tipe akurat jenis senjata yang mematikan dan battle proven.
100 unit F-35 dan puluhan drone Hermes sudah cukup menjaga kedaulatan dan menghandle security Israel. Tidak perlu lebih.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.