Skip to main content

Kok saya baru tahu : Kota Palangkaraya diklaim punya proyeksi 5.000 hektar lahan untuk bercocok tanam padi ( 2025 )

Tahukah kamu bahwa mayoritas orang orang yang lahir di kota Palangkaraya, kebanyakan tidak tahu bagaimana bentuk, fisik dan tampilan tanaman padi. 

Mereka bertanya tanya...?

Darimanakah asal usul nasi di piring makan yang dikomsumsi setiap hari. 

Apakah misteri padi itu mirip seperti pohon kelapa sawit.

Jadi orang orang Palangkaraya kebanyakan memang tidak tahu sama sekali tentang padi. Kecuali para pendatang yang pernah tinggal di desa lain atau kota lainnya.

Pernah suatu ketika berdasarkan pengalaman saya ( era sebelum internet ). 

Guru SMP bertanya kepada semua murid muridnya di kelas. Kira kira ada sekitar 45 siswa. Guru kami bertanya tentang 'tanaman padi'. Sontak saja, 99% murid tidak bisa menjawab dan mengalami kebingungan. Termasuk saya waktu itu tidak bisa menjawab pertanyaan guru tentang padi. Kecuali teman bernama 'Teguh'. Ia mampu menjawabnya dengan mudah karena ia berasal dan lahir dari desa lain.

Kenapa orang orang asli Palangkaraya tidak dapat menjawab teka teki tentang 'padi, gabah atau beras'. 

Hal ini wajar demikian. Walaupun orang orang Palangkaraya dan nenek moyang mengkomsumsi nasi sebagai kebutuhan pokok. Di maps Palangkaraya. Belum diketahui ada sawah padi. Kecuali kebun kelapa sawit dan aneka beberapa tanaman yang dapat cukup bertahan hidup tumbuh dilokasi extrem tanah gambut, pasir putih dan rawa.

99,9% beras yang dikonsumsi oleh warga Palangkaraya berasal dari daerah lain. Seperti Banjarmasin ( Kalimantan Selatan ), kota Kapuas, kota Sampit, kota Buntok, dll. 

Jadi nasi goreng yang dikonsumsi oleh rakyat Palangkaraya, sesungguhnya adalah turis beras yang menempuh perjalanan jarak jauh menggunakan truck logistik. 

Andaikata di kota Palangkaraya memiliki sawah padi dan penggilingan padi. 

Maka harga beras dapat diturunkan karena adanya efesiensi pada biaya ongkos transportasi. Sehingga tidak perlu lagi membeli beras dari jarak jauh yang hanya membuang uang bensin aza. 

Informasi di tahun 2025, bahwa kota Palangkaraya sudah memiliki lahan sawah padi seluas 15 hektar di kawasan Berengbengkel ( kalampangan ) dan Tanjungpinang di dekat sepanjang aliran sungai Kahayan.

Para pejabat tertinggi pemerintahan kota Palangkaraya. Gubernur, sekretaris daerah, penyuluh pertanian dan walikota Fairid naparin. Bahkan kelak berencana memperluas area sawah padi dari 15 hektar hingga proyeksi menjadi 5.000 hektar.

Selama ini warga Palangkaraya harus membeli beras lebih mahal harganya dibandingkan dari kota lain yang menjadi tempat sumber penanaman padi.  

Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh presiden Prabowo Subianto. Telah bertekad di tahun 2025 memulai perencanaan swasembada beras di seluruh Indonesia agar tidak impor beras lagi dari negara lain. 

Pejabat Sugiyanto dari dinas pertanian menyatakan bahwa Palangkaraya siap untuk meningkatkan areal luas cetak sawah baru seiring dengan integrasi selaras dari pusat kementerian pertanian RI. 

Sehingga diharapkan agar Palangkaraya dapat mandiri dan berdaulat dikaki sendiri dalam pemenuhan kebutuhan beras lokal tanpa tergantung dari daerah lain yang jarak pemisahnya hingga 120 km - 200 km. 

#Beraslokalhits:madeinPalangkaraya.

Afrid Fransisco berharap agar program percetakan sawah di Palangkaraya berjalan sukses dengan target awal membuka 5.000 hektar untuk sawah padi di tahun rencana 2025 - 2030.

Karena jika apabila gagal, maka kota Palangkaraya bakalan terus menanggung resiko harga beras yang lebih mahal. Itu tentu memiliki dampak buruk. 

Oleh sebab itu, tidak boleh ada ruang kegagalan cetak sawah padi untuk kota dengan populasi 315.000 ribu orang tersebut.

#Beras Palangkaraya: Rasa Lokal, Tanpa Rasa Lelah dari Perjalanan Jauh"

#Ayo cangkul lagi.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.