Skip to main content

Pencuri ayam dan pengepul ayam. Mana yang paling sadis. Jadi berapa harga keadilan ayam kampung atau ayam persilangan bangkok yang wajar untuk kalangan peternak ( 2025 )

 

Menjadi peternak ayam memang mengasikkan. Apalagi jika melihat ayam di kandang sedang lahap makan, kokoroyok dan bermain. 

Seorang peternak yang setiap hari memandang hewan miliknya bakal dapat memicu hormon kebahagian di dalam dirinya.  

Namun, tentu tidak mudah untuk memelihara ayam hingga mencapai masa usia panen. Karena itu membutuhkan dedikasi, uang dan kerja keras setiap pagi dan sore hari untuk mengurus dan menghandle ayam. 

Masa panen ayam adalah waktu yang ditunggu tunggu oleh peternak ayam persilangan kampung unggul KUB2 ( ayam bangkok ). Rata rata butuh waktu menunggu sampai 4 atau 5 bulan agar dapat mencapai bobot 1 kg. 

Namun ketika seorang peternak hendak membawa dan menjual ayam ke market pasar kepada para pengepul. Ternyata harga ayam yang sudah susah payah dipelihara. Hanya dihargai dengan nilai uang sebesar Rp 40.000 ribu rupiah per 1 kg. Jadi, rata rata untung peternak setiap 1 kg antara Rp 3.000 - Rp 4.000 rupiah saja atau bahkan rugi sama sekali. 

Apabila dikalkulasi ke matematika. Menjadi alasan nyata mengapa peternak ayam di Indonesia susah untuk dapat hidup sejahtera dari pekerjaan menjadi peternak ayam kampung. Kecuali harus memelihara ayam kampung dalam skala besar > 500 - 1.000 ribu ekor.  

Disisi lain, pengepul kembali menjual ke masyarakat dengan nilai yang naik berkali kali lipat. Menjadi Rp 95.000 ribu rupiah per 1 kg. Harga ini tentu miris sekali bukan dengan harga yang ditawarkan ke peternak. Tak ayal, mengapa banyak anak muda memilih menolak dan enggan bekerja menjadi peternak ayam di zaman now.  

Di tempat lain, melihat kenaikan harga daging ayam kampung yang fantastis mencapai Rp 95.000 kg per 1 kg. Memicu makin marak orang orang pencuri ayam yang doyan mengincar ayam milik peternak. 

Pencurian tak hanya membuat peternak menjadi sedih dan stress. Tetapi kehilangan banyak uang karena hewan ternak dicuri oleh maling yang tak bertanggung jawab. 

Pencuri harus dihukum MATI. 

Pencuri ayam dan pengepul ayam. Mana yang paling sadis ?

Pencuri ayam dan pengepul ayam sama sama merugikan kalangan peternak. 

Tetapi, pencuri adalah aktor yang sadis, karena mereka tidak mengenal belas kasihan, hanya ingin mengambil hak milik orang lain untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan kesulitan orang lain yang sudah susah payah beternak ayam kampung selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun. 

Memang tidak semua pengepul ayam berniat jahat dengan merugikan peternak ayam demi memperoleh keuntungan besar bagi dirinya sendiri. 

Saya melihat ada juga pengepul baik hati yang mau membeli dengan nilai keadilan harga yang wajar untuk setiap 1 kg. Tetapi mencari pengepul baik hati di zaman sekarang agak sulit.

Tidak selalu juga patut untuk menyalahkan para pengepul ayam yang menjadi penipu harga. Karena mereka juga memiliki dilema dan tantangan masing masing. 

Contoh : Pengepul harus membayar biaya karyawan yang diwajibkan mematuhi standar pemerintah berdasarkan UMR ( upah minimum regional ). Menyebabkan pemilik bos pengepul ayam, mau tidak mau harus suka tidak suka berusaha merendahkan harga daging ayam dari kalangan peternak, kalau bisa ditekan serendah rendahnya sampai peternak tidak memperoleh keuntungan sama sekali dari hasil penjualan, lalu menaikkan harga daging ayam ke konsumen akhir. 

Mahalnya biaya listrik juga mempengaruhi keuntungan omset pengepul. Termasuk biaya sewa kepada pemilik real estate yang kian hari kian membengkak, bayar biaya preman yang suka malak dan diwajibkan bayar uang pajak ke pemerintah yang itu makin menipiskan keuntungan para pengepul. Karena kalau pajak tidak dibayar, mereka bisa kena sangsi, lalu berurusan dengan kepolisian atau masuk penjara.  

Selain itu, jenis persaingan genetik ayam juga dapat menjadi faktor. 

Contoh : 

Mayoritas teman teman dipastikan tidak dapat membandingkan kecepatan pertumbuhan antara ayam kampung hybrid VS ayam kampung KUB2 atau ayam kampung persilangan bangkok dalam masa panen.   

Ayam kampung hybrid umumnya dapat panen pada usia 2 bulan. Sedangkan ayam kampung non-hybrid membutuhkan waktu 4-5 bulan. Jika peternak memilih memelihara ayam non-hybrid, itu dipastikan anda kalah bersaing. Pada artikel kali ini, tidak membahas tentang ayam broiler dan ayam layer. Karena itu beda jenis lagi ya. 

Contoh ayam kampung hybrid seperti ayam joper, ulu, yudistira, elba dan masih banyak lagi. 

Hampir mayoritas rumah makan dan restoran di Indonesia. Sejujurnya sih anda tidak sedang makan ayam kampung asli. Tetapi ayam kampung hybrid. 

Padahal ayam kampung asli itu sungguh baik untuk kesehatan penderita pasien diabetes karena dagingnya memiliki kandungan zat insulin alami.  

Sedangkan, mayoritas rata rata olahan masakan di rumah makan dan restoran berasal dari jenis ayam kampung hybrid. Jadi kelihatan bedanya kan. 

Padahal dalam status peternakan, untuk menghandle ayam kampung non-hybrid membutuhkan biaya yang lebih mahal di bandingkan ayam kampung hybrid. 

Jadi berapa harga keadilan ayam kampung atau ayam persilangan bangkok yang wajar untuk kalangan peternak agar dapat berkelanjutan

Di kota Palangkaraya. Pada tahun 2025 harga 1 kg daging ayam kampung berkisar antara Rp 90.000 - Rp 95.000 ribu rupiah. 

Hasil hitungan saya, sewajarnya pengepul mau membeli dengan harga adil yang wajar di tingkat peternak. Maka besaran harga daging ayam kampung 1 kg pantasnya dihargai antara Rp 70.000 - Rp 75.000 ribu rupiah. 

Tambahan perhitungan biaya pakan pabrikan BR, vaksin, vitamin, air, listrik, jagung, dedak padi, nasi kering, perbaikan infrastruktur kandang dan utilitas lainnya untuk menghidupi agar ayam bisa mencapai bobot 1 kg membutuhkan uang atau biaya antara Rp 60.000 - Rp 65.000 selama 4-5 bulan kedepan. 

Artinya, jika memang benar, pengepul baik hati mau membeli diangka keadilan. Maka peternak memperoleh sebesar kira kira uang kembalian operasional sebesar Rp 60.000 - Rp 65.000 yang nanti digunakan membiayai keperluaan lainnya untuk melanjutkan usaha beternak ayam.

Sehingga peternak memperoleh keuntungan dari 1 kg daging ayam kampung sebesar kira kira antara Rp 9.500 - Rp 10.000 sebagai uang lelah berusaha dan bekerja keras selama 4-5 bulan atau profit sekitar 10%. 

Harga ini juga sesungguhnya tidak memberatkan pengepul kok. 

Toh jika pengepul membeli dari peternak ayam seharga Rp 75.000. Maka mereka masih bisa memperoleh keuntungan per 1 kg sebesar Rp 20.000 ribu rupiah. Dimana kumpulan Rp 10.000 rupiah untuk biaya listrik, air, pajak, karyawan, sewa properti, transportasi, dll. Sedangkan Rp 10.000 sebagai bonus uang lelah telah bekerja keras menjadi pengepul yang adil dalam tafsiran harga dan tidak menjadi penipu harga yang hobi menipu harga. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.