Mengapa es di Antartika tidak dapat mengering total dan mengapa saya mendukung keputusan kebijakan Amerika Serikat melalui Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan carbon pejabat Uni Eropa tentang perjanjian iklim Paris yang hanya membuat harga pajak energi listrik tambah mahal ( 2025 )
Pada tahun 2020.
Banyak negara dan petinggi pejabat di belahan dunia berkumpul di Ferancis ( Uni Eropa ).
Mereka membahas tentang perubahan iklim dan dampak negatif pemanasan global warming yang menyebabkan air permukaan laut naik sehingga wilayah kota dekat pesisir pantai menjadi tenggelam.
Turut pula membahas tentang kekeringan, energi listrik terbarukan, hewan ternak sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca, penandusan gurun pasir, kelangkaan tanaman pangan & bahaya lingkungan alam jika suhu iklim kian bertambah panas.
Semua pejabat tinggi dari seluruh negara kompak mengatakan bahwa es serut di kutub utara dan kutub selatan diprediksi terus mencair.
Sehingga muncul insiatif tentang pembentukan perdagangan karbon yaitu sejenis pajak atau jual beli emisi karbon.
193 negara meratifikasi persetujuaan The Paris Agreement di konferensi PBB tersebut.
Pada tahun 2025. Amerika Serikat melalui presiden Great Again Donald Trump memutuskan keluar dari The Paris Agreement dan menolak membayar perjanjian bursa trading karbon yang mengikat.
Mengapa es di kutub selatan Antartika tidak dapat mencair sepenuhnya.
Pada kasus ekstrem di masa depan.
Kutub utara ( artik ) dan gunung es di belahan utara yang ada di Norwegia, Greenland ( milik Uni Eropa ), Islandia, Alaska ( milik AS ), Kanada dan Rusia.
Termasuk di pengunungan Alpen punya Switzerland.
Ada potensi bahwa es disana bakal mencair seluruhnya, sehingga dalam beberapa dekade tidak ditemukan lagi es serut di kutub utara. Es mengering karena akibat pemanasan iklim global.
Tetapi untuk mencairkan es kutub selatan Antartika bisa dikatakan sulit, bahkan mustahil.
Mengapa...?
Karena berbeda dengan suhu di kutub utara yang cenderung lebih hangat.
Maka kutub selatan begitu dingin.
Pada siang hari suhu di Antartika mencapai -36 derajat celsius, sedangkan pada malam hari mencapai -64 derajat celsius.
Jadi sampai kapanpun, kutub selatan mustahil mengering. Menurut pendapat saya.
Ini ibarat seperti Antartika telah menandatangani kontrak perjanjian es abadi dengan alam semesta agar es serut dapat eksis selamanya disana.
Kondisi ini berbeda dengan kutub utara, pada siang hari di bulan tertentu, suhu mencapai rata rata 10 derajat celcius, sedangkan pada malam hari mencapai -40 derajat celcius. Karena disiang hari suhu di kutub utara dapat mencapai angka panas +10 derajat. Maka tentu wajar saja, apabila Artik berpotensi mencair terkikis es seluruhnya di masa depan secara perlahan lahan akibat pemanasan iklim global.
Goodbye es di kutub utara.
![]() |
Foto : Dampak buruk mencairnya es di kutub selatan dan kutub utara. Kota di pesisir pantai tenggelam oleh air laut. Awas ubur ubur api masuk pantat. |
Mengapa saya mendukung keputusan Amerika Serikat melalui Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan carbon tentang perjanjian iklim Paris yang hanya membuat harga pajak energi listrik tambah mahal ( 2025 )
Atas nama isu perjanjian iklim. Segelintir pejabat kleptokrasi dan orang orang petinggi lainnya di sebuah lembaga mencoba mengeruk keuntungan dan kekayaan untuk kepentingan dirinya sendiri dan demi keberlanjutan ormas iklim dengan penerapan tagihan karbon emisi.
Mereka menargetkan bahan bakar fosil yang dianggap tidak ramah lingkungan sehingga patut dikenai pajak tax tambahan. Bahkan berencana di masa depan hendak mengenakan tarif pajak karbon untuk peternakan sapi, kambing, domba dan ayam. Kebijakan sampah ini tentu berbahaya karena dapat menyebabkan kenaikan harga daging protein hewani bagi masyarakat dunia.
Ngomong ngomong, tahukah anda berapa biaya beban listrik bulanan yang harus dibayarkan oleh setiap rumah tangga dan industri.
Berikut rinciannya : [ contoh studi kasus di Indonesia ]
Pajak PPN = 11/12%
Pajak penjualan = 11%.
Pajak 11/12% + 11% maka hasil gabungannya adalah sebesar antara 22%.
Apabila di tambah dengan beban karbon, sekitar Rp 30 perak per 1 kilogram CO2 emisi fosil. Artinya pihak perusahaan industri yang melanggar pedoman emisi wajib harus membayar pajak iklim. Tetapi disisi lain, industri tersebut akan menaikkan harga layanan produk dan jasanya kepada konsumen untuk menutupi biaya pajak iklim. Karena setiap industri di negara beda beda. Anggaplah sekitar 5%. ( Saya tidak tahu persis berapa persentasenya akibat berbeda beda ya, bisa saja tax mencapai lebih dari 12% ).
Sekarang, ambil contoh pakai bilangan persentase rate terkecil. Yaitu 5%.
Jika total di jumlahkan : 22% + 5% = 27%.
Maka jika teman teman membeli token listrik PLN sebesar Rp 100.000 ribu rupiah.
Maka sekitar Rp 27.000 ribu rupiah, sesungguhnya dipakai untuk membayar gabungan pajak + emisi karbon. Sedangkan biaya listrik sebenarnya hanya mendapatkan Rp 73.000 ribu rupiah aza.
Jika beli token listrik seharga Rp 1.000.000 juta rupiah per bulan.
Maka Rp 270.000 ribu rupiah secara otomatis teralihkan untuk pembayaran tax tersebut.
Ini artinya beban masyarakat untuk membayar listrik menjadi tambah berat dan ruwet. Terutama bagi orang orang yang tidak mendapatkan subsidi energi listrik.
Apabila listrik mahal akibat adanya beban tax carbon, maka otomatis seluruh jajaran produk industri ikut terdongkrak menjadi lebih mahal, sehingga produk produk sulit terbeli oleh masyarakat umum karena biaya listrik dan lainnya menjadi makin ikut ikutan mahal.
![]() |
Foto : Resmi Donald Trump tanda tangani penolakan dan keluar dari perjanjian iklim |
Dari sudut pandang presiden Donald Trump, tentu beban biaya listrik semahal itu memberatkan rakyat AS. Untungnya, AS tidak punya pajak PPN = 0%, sehingga beban pembayaran energi dapat dikurangi sedikit.
Donald Trump adalah seorang presiden AS yang berjiwa patriotisme.
Menjunjung kesejahteraan rakyat American First di atas segala galanya. Sehingga beliau menolak dan menentang perjanjian kesepakatan Paris hanya menguntungkan segelintir pihak saja. Seperti pejabat politik pemerintah lokal yang terafiliasi dan petinggi orang orang di Uni Eropa atau ormas iklim lainnya.
Trump tentu tidak ingin uang kerja keras rakyat Amerika Serikat diserahkan cuma cuma hanya untuk urusan bayar trading pajak karbon.
Selama bertahun tahun sejak 2020, Donald Trump dicibir, dicaci maki dan dihina oleh banyak orang orang dan banyak negara. Karena beliau menyebut bahwa perubahan iklim itu pembodohan hoax.
Di tahun 2025. Amerika Serikat cabut dari perjanjian iklim yang hanya menyengsarakan perekonomian rakyat AS.
Terima kasih kepada presiden Donald Trump sudah keluar dari KEBIJAKAN PARIS IKLIM.
Afrid Fransisco salut kepada kecerdasan, kejeniusan dan kepintaran anda.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.