Skip to main content

Persekongkolan Hamas, Turkiye, dan Qatar. Bagaimana Hamas sedang memperluas pengaruh ke wilayah Tepi Barat Palestina dengan melemahkan partai politik Fatah ( 2025 )

Foto : Terorist Hamas

Hamas tahu bahwa dirinya saat ini sedang terjepit di Gaza. Kekuatannya, telah berkurang 60% akibat pertempuran melawan IDF ( Israel Defense Force ). 

Hamas kehilangan pijakan di wilayah kecil sepanjang 41 km x 12 km tersebut sehingga mengakibatkan eksistensinya perlahan lahan memudar di Gaza. 

Namun, rupanya Hamas tidak kehilangan akal dan belum menyerah. 

Pada Januari 2025. Militer dan intelijen IDF Israel di kota Tulkarem melakukan baku tembak dengan Hamas di Tepi Barat dengan menewaskan para anggota terorist Hamas. Bukti itu telah menandakan bahwa kemunculan benih atau bibit ideologi Hamas terlihat nyata bermunculan. Padahal wilayah Samaria dan Judea dikuasai oleh partai Fatah yang berkuasa.

Hamas dikenal memiliki ideologi yang keras terhadap Israel. Sedangkan Fatah yang menguasai dan mendominasi wilayah Tepi Barat condong ke arah diplomasi. 

Analisis dari data penelitian dan statistik Washingtoninstitue.org. 

Memberikan gambaran bahwa 41% penduduk Tepi barat dari total populasi sebanyak 3,3 juta orang menyatakan 'Hamas tetap dihati'. Sedangkan Fatah, musuh bebuyutan partai politik Hamas. Justru dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan simpatisan popularitas dari penduduknya.

Walaupun begitu, mayoritas dari beberapa rakyat sipil Palestina di Tepi Barat masih mendukung otoritas Fatah. 

Namun karena trennya yang terus menerus menurun. Artinya bahwa rakyat sipil di Tepi Barat. Kini dari tahun ke tahun lebih condong mengakui keberadaan ideologi partai politik Hamas yang bersifat keras dan perlahan lahan mereka mulai meninggalkan dukungan terhadap partai Fatah yang dianggap lembek, no-action dan sekedar omon omon. ( Otoritas Fatah dianggap berkutak disekitar dialog dan rapat saja yang tidak pernah dapat menyelesaikan masalah ). 

Ideologi Hamas adalah kebalikan dari Fatah. 

Persekongkolan Hamas, Turkiye, dan Qatar

Turkiye dan Qatar adalah rumah nyaman bagi para petinggi Hamas. 

Walaupun Gaza sedang diperangi oleh tentara IDF. Namun para elit Hamas masih dapat bercokol mengendalikan dari negara lain. Yaitu Turkiye dan Qatar. Selain Iran. Kedua negara ini sejak lama memang dikenal memiliki hubungan dekat dan akrab dengan Hamas. Termasuk memberikan dukungan bantuan dalam bentuk wujud uang finansial, dukungan politik internasional dan platform media Al Jazeera memberikan support moral kepada Hamas dan menjelek jelekkan Israel. 

Al Jazeera dan network media jaringannya yang berkantor pusat di kota Doha, Qatar. Terus menyebarkan narasi propaganda, disinformasi dan mempromosikan citra Hamas sebagai pahlawan pembela kebenaran yang sejati bagi rakyat Palestina. 

Apa sebenarnya latar belakang, Turkiye dan Qatar membela Hamas. Ini mengacu bahwa kepemimpinan Hamas dianggap sebagai pihak figur yang tepat untuk menjaga Masjidil Aqsa dari pencaplokan tentara Israel. 

Masjid ini adalah tempat suci ke 3 bagi umat Islam. 

Turkiye dan Qatar memiliki kesamaan yang mirip dalam pandangan tersebut yang punya keinginan atau kewajiban dengan semangat Jihad ala Hamas yang sama sebagai pelindung Al Aqsa sebagai peperangan suci. Jika mati dalam perang artinya adalah mendapatkan pahala dan masuk surga. 

Sifat Turkiye & Qatar yang keras menyerupai watak ideologi Hamas. Walaupun tinggal diwilayah kawasan sesama Muslim Sunni. Menyebabkan hubungan dengan negara tetangga. Seperti Arab Saudi, Oman, Uni Arab Emirat ( UEA ) dan Mesir. Condong tidak mesra dan tidak akur. 

Oleh sebab itu, alasan mengapa Arab Saudi pernah ingin membuat batas sungai pemisah dengan Qatar. Sehingga memberikan perspektif yang semakin jelas bahwa aliran golongan kepercayaan sunni terdapat atau terbagi lagi ke dalam 2 kategori : Yaitu Sunni lembut ( Arab Saudi, Fatah, UEA, dll ) VS Sunni keras ( Yaitu Hamas, Turkiye & Qatar ).

Sunni keras dapat dibagi lagi ke 2 golongan. Yaitu sunni keras berbasis partai politik dan Sunni keras berbasis khilafah, non partai, non demokrasi. 

Turkiye dan Qatar bukan negara sembarangan. 

Turkiye merupakan negara dengan populasi penduduk mencapai 87 juta orang. Hubungannya dengan Israel sering panas dingin dan telah terjadi penerapan pemboikotan. 

Bangsa yang dipimpin oleh presiden Erdogan ini bukan ecek ecek. Ini produsen pesawat tempur drone ternama di dunia, Bayraktar. 

Turkiye adalah penyuplai penjualan drone militer untuk Uni Eropa yang tertinggal jauh di bidang ilmu pengetahuan drone. Selain itu, perusahaan pertahanannya Aselsan adalah pencipta senjata dengan kinerja performa saham terbaik naik hingga 78%.

Kemudian, Qatar. Walaupun secara fisik dianggap negara kecil. Pengaruh Qatar di kancah panggung politik dunia internasional tidak dapat dianggap remeh. Negara seperti Uni Eropa, India, Indonesia, Malaysia, Jepang, China, Korea Selatan, dll. Ketergantungan terhadap sumber daya alam emas hitam dan gas alam milik Qatar yang tidak akan habis hingga 450 tahun, sekalipun diproduksi dengan kecepatan saat ini. Menjadikan Qatar sebagai negara terkaya PPP peringkat #6 dunia. 

Persekongkolan Hamas, Turkiye dan Qatar dapat menjadi trio yang sulit dipatahkan. Apalagi jika kelak media Al Jazeera digunakan untuk mencuci pikiran rakyat Tepi Barat agar penduduk sipil Palestina berpaling dari ideologi Fatah ke ideologi Hamas. 

Tentu ini dapat mengundang bahaya berikutnya di masa depan bagi keamanan Israel. 

Selain itu, tantangan berikutnya yaitu hubungan diplomatik antara Amerika Serikat, Turkiye dan Qatar yang masih terjalin hingga saat ini. 

AS mendirikan pangkalan militer di Turkiye dengan menempatkan 1.500 tentara US Army dan di Qatar di pangkalan Al udeid dengan menempatkan 11.000 tentara US Army.  

Amerika Serikat juga menjalin hubungan dagang. Pada tahun 2023. Turkiye mengekspor senilai $ 14 miliar dolar ke AS dan Qatar mengekspor $ 4 miliar dolar ke AS. Atau total perdagangan ekspor sekitar $ 18 miliar dolar atau setara Rp 297 triliun per tahun sebagai pemasukan uang finansial bagi Turkiye dan Qatar setiap tahunnya.

Pengaruh Hamas yang kian bertancap kuat di Samaria dan Judea dapat memicu radikalisasi dan meningkatkan potensi terjadinya pelemahan pada Fatah. 

Hamas yang didukung oleh Turkiye, Qatar dan Iran berserta proxy sekutunya. Maka memicu memperburuk ketidakstabilan. Apalagi disisi lain, Amerika Serikat masih adem ayem memiliki hubungan resmi dengan Turkiye dan Qatar. 

Hal ini menyebabkan dilema mendalam bagi keamanan nasional Israel di masa depan. Karena mustahil dapat mengalahkan Hamas jika Turkiye dan Qatar masih dibiarkan lalu lalang. 

Beberapa saran yang dapat saya ajukan terlebih dahulu yaitu memaksa Amerika Serikat memindahkan pangkalan militer dari Turkiye ke Yunani dan dari Qatar ke Uni Emirat Arab. 

Saya sudah menyarankan ke pemerintah AS sejak tahun 2017 yang lalu. Untuk segera secepatnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Turkiye dan termasuk kini dengan Qatar. Sama seperti AS putus dengan Iran, Suriah dan Yaman. 

Turkiye dan Qatar is not friend. Kedua negara benalu ini berbahaya bagi AS dan Israel. 

Arab saudi, UEA, Oman, Mesir, Bahrain dan Yordania adalah friend. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.