Amerika Serikat melalui Donald Trump menghukum pembalasan kejam ke China dengan pajak tariff resiprokal 145%. Kesempatan berharga dalam sejarah ( jangan sia siakan ) bagi negara kecil lain untuk membangkitkan industri lokal dan menjual komoditas atau produk substitusi menuju ke AS ( 2025 )
Selama ini, China dikenal sebagai negara manufaktur industri yang memproduksi barang atau produk berharga termurah di alam semesta Bimasakti.
Itu menyebabkan banyak negara lain tidak berdaya jika bersaing harga dengan ploduk ploduk buatan made by China.
Akibatnya bisa ditebak, banyak industri dari negara lain berguguran dan gulung tikar jika berhadapan dengan China dari segi harga yang begitu murah meriah.
Namun dengan tarrif resiprokal yang dikenakan oleh Donald Trump kepada China sebesar 145%.
Pandangan dari sisi positif.
Menurut saya, justru ini saatnya bagi negara lain untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mumpung partai komunis China PKC di hukum keras oleh Trump dengan pembalasan yang kejam, akibat PKC dikenal suka melawan dan tidak mau tunduk.
Nah, kini saatnya, terutama untuk negara Konoha agar dapat mengirimkan lebih banyak ekspor sepatu, CPO minyak sawit, sandal jepit, mineral vibranium, dll ke Amerika Serikat.
Pangsa pasar konsumen rakyat di Amerika Serikat tidak dapat dipandang sebelah mata. Mengingat AS adalah pemilik GDP terbesar #1 di dunia dan PPP per kapita terbesar #5 dunia.
Apalagi alokasi jaminan bantuan sosial bansos digelontorkan oleh Trump kepada rakyatnya dengan mengalokasikan hingga 21% dari anggaran APBN per tahun dan menempati posisi sebagai peringkat teratas #1 di APBN. Menjadikan distribusi arus kas uang pajak mengalir ulang sebesar $ 502 miliar dolar atau Rp 8.182 triliun rupiah, kembali ke tangan rakyat AS, dari rakyat AS oleh rakyat AS.
Dengan cara ini, memastikan daya beli konsumen rakyat AS menjadi terbantu, akibat kebijakan pemerintahan Donald Trump yang memihak kepada orang orang AS. Jadi pangsa pasar AS tidak dapat dianggap remeh sebelah mata. Negara lain yang mengabaikan ekspor ke AS bakal mengalami kerugian dari segi penerimaan pemasukan negara.
Berikut perhitungan :
Misalkan harga produk sepatu buatan industri China seharga Rp 100.000
Apabila dikalikan dengan pajak tarrif resiprokal bea masuk AS sebesar 145%.
Maka 100.000 x 1.45 = Rp 145.000 + Rp 100.000 = Rp 245.000 ribu.
Sehingga harga sepatu buatan China menjadi Rp 245.000 ribu.
Dan apabila negara anda memiliki industri pembuatan sepatu. Punya kualitas yang sama dengan produk China tapi anda kalah harga melawan China, misalkan sebut saja, sepatu buatan perusahaan anda seharga Rp 150.000. Artinya lebih mahal dari buatan China yang berharga murah. Tapi tarrif yang dikenakan oleh Amerika Serikat ke negara anda sebesar 10% saja. Maka hasil perhitungannya adalah :
Rp 150.000 x 0.10 = Rp 15.000 + Rp 150.000 = Rp 165.000 ribu.
Artinya bahwa sepatu anda ketika dijual ke Amerika Serikat berharga lebih murah meriah.
Sebesar Rp 165.000 ribu.
Maka mayoritas konsumen Amerika Serikat, bakal beralih membeli ke produk sepatu buatan anda.
Pemahaman mudah tentang apa itu tarrif resiprokal dan mengapa diberlakukan oleh Donald Trump :
Donald Trump tidak suka jika negara AS selalu kalah di neraca dagang sehingga mengalami defisit, defisit, defisit. Selain itu, aturan tidak adil yang dikenakan oleh banyak negara seperti penerapan ketidakadilan tax pajak masuk, tax pajak keluar, bahkan hingga teknik dumping. Itu menyebabkan banyak industri di AS mengalami kerugian dan AS mengalami dilema deindustrialisasi.
Donald Trump tidak suka dengan WTO karena cuma merugikan AS, lalu aneka aturan aneh seperti paksaan TKDN yang merugikan produk AS dan berbagai kebijakan aneh lainnya dari berbagai negara menyebabkan ketidakadilan terhadap harga produk Amerika Serikat menjadi tidak kompetitif dan menjadi mahal. Dimana Trump menyebut negara lain tidak adil dan pencuri.
Contohnya seperti negara Lesotho yang menerapkan pajak bea masuk untuk setiap barang AS dikenai tarif 99%. Trump menyebut ini tidak adil.
Atau contoh umpama lain : Ada juga negara lain yang memberlakukan kebijakan bea tax keluar untuk mineral bebatuan dikenai tarif 99%. Menyebabkan konsumen AS harus menanggung beban biaya kerugian yang lebih mahal dari harga normal. Ini sudah jelas jelas tidak adil.
Kebijakan tarrif resiprokal yang diberlakukan oleh Trump adalah alat kebijakan daya tawar yang kuat. Sehingga membuat negara yang tidak berkeadilan untuk mengnolkan hambatan pajak ( masuk atau keluar ) ke 0% atau minimal 10%. Bahkan memaksa negara yang tidak adil untuk segera menghapus kebijakan bodoh tentang TKDN yang selama ini merugikan pabrik AS.
Jika ada pihak negara lain yang mencoba membalas, maka Trump tidak segan segan membalas perang dagang dengan lebih kejam.
Pada saat artikel ini saya tulis kepada anda.
China sebagai satu satunya negara yang kena hukuman paling tinggi di dunia dengan tarrif resiprokal sebesar 145%.
Trump ingin menerapkan tariff keadilan sebesar 10% untuk batas minimal bawah yang adil.
Keran aktivitas ekspor impor Amerika Serikat terbuka lebar.
AS juga butuh produk impor dari negara lain.
Produk yang tidak dapat diproduksi di AS contoh seperti minyak CPO kelapa sawit. Boleh dijual ekspor ke AS, Tapi Trump ingin win win solution. Tarrif resiprokal menekankan tentang arti penting di mana negara pengekspor, wajib juga mesti beli produk dari industri AS dengan minimal setara ( balance ) 50%. Loe jangan cuma mau enaknya sendiri, ekspor, ekspor ekspor terus aja ke AS, tapi loe juga mesti beli produk AS.
Inilah keinginan Donald Trump.
Contoh mudahnya lagi biar mudah dipahami :
Loe ekspor minyak sawit ke AS dengan nilai $ 100 miliar dolar.
Artinya loe dapat uang, loe banyak untung kan dari AS setelah sukses berjualan sawit di AS.
Iyakan, benarkah.
Dengan adanya kebijakan tariff resiprokal. Maka loe juga mesti impor beli produk AS dengan nilai $ 100 miliar dolar. Contohnya beli iPhone dari buatan pabrik lokal AS gitu yang dirakit, dirancang dan diproduksi di AS.
Jadi, impas. Iyakan, benarkan.
AS beli sawit.
Loe beli iPhone.
50% + 50% = ADIL.
$ 100 miliar + 100% miliar = ADIL.
Itu yang pengen Donald Trump inginkan.
Loe happy, Trump happy = adil.
Loe punya produk unggulan tersendiri, Trump juga punya produk dagang unggulan tersendiri. Yaitu iPhone tadi. Sama sama beli & sama sama jual dengan keadilan. Maka terciptalah perdagangan yang adil, berimbang dan setara. Intinya, inilah kemauan Donald Trump dengan tariff resiprokal.
Tariff resiprokal membidik ke sasaran daftar target utama yaitu 15 negara asing yang surplus terhadap AS, tapi AS malah defisit. Dan sekitar 40 negara lain yang menyebabkan AS mengalami defisit neraca perdagangan.
Sedangkan negara lain yang dimana AS mengalami surplus hanya dikenakan tarrif pajak bea masuk 10%. Ini dianggap oleh Donald Trump sebagai nilai adil. Berikut daftar negara yang cuma dikenai 10% oleh mas Trump yaitu : Islandia, Ukraina, Bahrain, Singapura, Australia, Brazil, Chile, Colombia, dll
Tariff resiprokal. Hands on, Make America WealthyAgain.
Semoga bermanfaat ya. GBU.